Catatan Pinggir : Selama Tak Pernah Merasa Sendiri


Photo by Google



Saat mata memandang ke atas, langit terlihat begitu luas. Juga begitu tinggi. Dan aku seperti setitik embun yang tidak berarti. Didunia sebesar ini, tidak saling mengenal bukan masalah. Selama tak pernah merasa sendiri itu sudah bagus. Jalan hidup setiap orang mereka yg tentukan sendiri. Tetapi takdir hidup tidak ada yg bisa memilih.

Kamu tahu jika semua orang bisa memilih mereka akan memilih lahir dari keluarga yg sempurna. Hidup dengan segala kemudahan dan fasilitas yang nyaman. Kenyataannya tidak bisa begitu kan?! Memang semua orang tahu itu. Maka kau juga harus tahu bukan keinginanku kalau aku seperti ini, kalau mereka seperti itu. Dunia ini memang luas, banyak juga yg jauh kurang beruntung dari kita. Bersyukur kamu hidup dengan orang yg betul-betul mengasihimu. Tapi tak semua orang bisa mensyukuri. Sedikit masalah saja mengeluh dan emosi.

Lebih bersyukur karna keluargamu selalu jadi pendukung setiamu. Bersyukur lagi karna betapa parahnya kesalahan yg kau lakukan, betapa tak bergunanya dirimu, kedua orang tuamu masih membuka tangannya lebar-lebar untuk menerima dan memaafkanmu. Memang seharusnya begitu besar cinta orang tua pada anaknya kan?! Bersyukur rumah orang tua selalu terbuka lebar untuk menerimamu kembali. Tak peduli kegagalan apa yg kau alami. Setidaknya didunia yang sebesar ini kau tak pernah merasa sendiri. Bersyukur 'rumah' tempatmu dibesarkan masih menjadi 'rumah'mu sampai kau menua.

Kembali pada ku... siapa aku? Aku bukan siapa-siapa. Dan masih bertanya apa tujuan hidup ini, bagiku pribadi(ga harus ikutan si bos kan?). Dan belum menemukan jawaban pasti. Yang ku tahu hidup yg ku jalani tak semudah yang terlihat. Sekali lagi bukan kemauanku terlahir seperti ini, dengan keadaan keluarga yg begini.
Jangan bertanya seperti apa masa yang terlewati. Masa lalu seperti dendam lama yang tak terbalaskan. Dipandang sebelah mata, dicemoh, dihina itu sudah biasa. Bahkan terhadap keluarga sendiri. Itu seperti suara-suara yang memaki dibalik punggungmu. Aku memang tidak tahu caranya bersikap. Bukankah anak mengikuti bagaimana orang tua nya bersikap padanya?! Aku menahan tawa. Seharusnya orang tua memberikan contoh yg baik jika ingin anaknya juga bersikap baik pada mereka. Lupakan itu, karna sekarang hal itu juga menjadi ancaman. Aku hanya takut tak bisa mengelak.
Apa itu? Suara itu masih tetap memaki dibelakang. Ya, banyak suara dengan emosi dan menyalahkan disana. Tidak hanya merampas masa remaja mu, juga sudah mengucilkanmu dari pergaulan. Karakter yg terbentuk menjadikan seorang yg tertutup, penakut, pendiam, tapi juga apatis. Apa kata teman2mu? Mereka menyudutkanmu sebagai si pendiam. Meninggalkanmu karna ketinggalan. Yah pada akhirnya hanyalah sendiri. Atau memilih sendiri.

Tidak enak memang sendiri. Tapi begitulah. Hidup seperti pinjaman. Semua harus dikembalikan setelah waktunya tiba. Harus mengikuti aturan dan tidak semena-mena. Ah tetap saja bersyukur karna masih ada yg jauh lebih tak beruntung. Selagi hidup tidak merugikan orang lain, ya sudahlah. Biarlah didunia ini hanya sendiri karna berdua juga percuma jika yang lain tidak mengerti.
Hidup tidak semudah apa yang dilihat. Jika tidak pernah berjalan dengan sepatuku tidak akan tahu betapa sulitnya medan yang ku lalui. Selama didunia ini tidak pernah merasa sendiri itu sudah bagus.

Kalau seekor nyamuk saja diciptakan memiliki arti bagi kehidupan, apalagi manusia?! Tetap tersenyum dan terus melangkah maju.
Tak peduli biar kau sendiri, selalu ada seseorang yg diam-diam mengikuti dibelakangmu. Tetap bersyukur karna masih ada yg lebih tak beruntung darimu. Ingat bahwa ada orang lain yg juga merasa sepertimu. Jadi sebenarnya kau tak benar-benar sendiri, kau hanya belum menemukan 'teman senasib'mu. Belajar dari kehidupan, kuatkan hati, selalu mencoba yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Ini hanya sebuah tulisan. Suka atau tidak terserah kalian yang menilai. Bukannya pandai membuat kata, karna tidak pandai bicara maka belajar menulis. Untuk waktu yang kalian buang membaca tulisan 'sampah' ini, aku sampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya.

-End-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wo Yi Wei (我以为) Lirik & terjemahan

Cinta Apa Adanya

Poem: Malam