Percakapan Seorang Gadis dan Kakek Tua

Suatu ketika seorang tua bertanya padaku.

" Apakah kau menyesal? "

" Apa yang harus ku sesalkan Pak Tua? " kembali ku bertanya.

" Bukankah hidup didunia ini penuh dengan penyesalan? " kata Pak Tua.
" Kadang kala apa yang kita harapkan tak sesuai dengan keinginan kita. Bukankah itu mengecewakan? Berharap pilihan kita yang terbaik, tapi salah. Ternyata masih ada yang lebih baik didepan sana. Tidakkah merasa menyesal? " lanjut si Pak Tua.

" Pak Tua, jika ingin dijelaskan satu persatu, terlalu banyak penyesalan didalam hidup ini. Kita hanya manusia yang tak sempurna. Jika tak ingin ada penyesalan janganlah jadi manusia. " jawabku pada si Pak Tua.

" Ha..ha..ha... Gadis muda, kau berbicara seolah kau tidak pernah memiliki penyesalan dalam hidupmu. "

" Pak Tua, bukankah sudah kukatakan terlalu banyak penyesalan jika ingin dijelaskan satu persatu?? "

" Jadi kau tidak pernah menyesal? "

" Sebagai manusia, siapa yang tak pernah menyesal? "

" Hei gadis muda aku hanya bertanya apakah kau menyesal? Kenapa jawabanmu berbelit-belit? "

" Pak Tua, penyesalan itu hanya untuk orang bodoh. Yang hanya bisa menyesali kesalahan dimasa lalunya seumur hidup tanpa melakukan apa-apa. " jelasku.

Pak Tua terdiam sejenak mendengar penuturanku.
Lalu kemudian berkata,
" Jadi kau tidak termasuk bagian dari orang bodoh itu? "

" Tentu saja tidak! Aku tidak akan membuang waktuku dengan percuma hanya untuk sebuah penyesalan bodoh yang tiada berakhir. "

Pak Tua terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya seolah mengerti.

" Jadi apakah yang akan kau perbuat? " tanya Pak Tua.

" Tidak ada yang harus diperbuat. Yang terjadi telah terjadi. Menyesal itu hanya untuk hari ini saja. Dan hari esok adalah lembaran baru. Jika hari kemarin telah melakukan sebuah kesalahan, maka dihari ini haruslah menjadi lebih baik. Penyesalan harusnya menjadikan kita untuk lebih kuat dan berhati-hati dalam bertindak. Karena tanpa sebuah kesalahan pun kita akan menjadi manusia yang ceroboh. Justru dari kesalahan itulah kita belajar, agar lebih baik lagi kedepannya. Dan tidak mengulang kesalahan yang sama, agar tak ada lagi penyesalan-penyesalan lain yang bermunculan. " jelasku panjang lebar kepada Pak Tua.

Pak Tua hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja sambil membelai jenggot putihnya yang begitu panjang.

" Gadis muda, perkataanmu ada benarnya. Penyesalan hanyalah sebuah proses pembelajaran, ujian, pengendalian diri dalam menjalani kehidupan. Jangan sampai penyesalan menghantui hidup kita. Jadikanlah kesalahan masa lalu sebagai pelajaran untuk menjadi lebih baik dimasa depan. Dan berhati-hatilah melangkah agar tidak terjadi kesalahan yang sama. " terang si Pak Tua.

" Baiklah aku harus kembali melanjutkan perjalanan. Semoga damai sejahtera melingkupimu. "

Dan seorang tua itu pun pergi meninggalkanku dibawah rimbunnya pohon apel.

Author by Elisabeth Yu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wo Yi Wei (我以为) Lirik & terjemahan

Cinta Apa Adanya

Poem: Malam